Sejarah Jambu Air Madu
Saat ini kebanyakan orang sudah tidak asing dengan jambu air madu. Buah jambu ini memiliki warna hijau dan memiliki bentuk lonjong mirip dengan lonceng ini sangat mudaj dijumpai dijalan atau di tempat perbelanjaan di daerah Sumatera Utara dan sekitarnya.
Bahkan saat ini pohon buah jambu ini hampir seluruh rumah penduduk dapat kita temui. Namun apa ada yang tahu siapa orang yang pertama kali mempopulerkan jambu madu sampai bisa terkenal di seluruh negeri tersebut?
Ialah Sunardi (45) warga dari Desa Paya Roba, Binjai. Pada waktu yang lalu kami sedang berkunjung kerumahnya yang asri, lalu Sunardi mulai menceritakan kisah hidupnya tersebut. Sampai dirinya bisa mengenalkan jambu air madu yang memiliki nama populer jambu air deli hijau.
Bahkan jenis jambu air ini telah memiliki sertifikat sebagi jambu air yang asli berasal dari Sumatera Utara. Dengan mengantosi Surat Keputusan Kementrian Pertanian. Jambu air jenis ini telah sah sebagai varietas sendiri.
Dulu sebelum Sunardi menjadi seorang penangkar bibit, dirinya merupakan seorang petani palawija sama dengan orang tuanya yang memang seorang petani juga. “ kala itu sangat susah. Saya menanam padi, sayur namun hasil semua itu hanya cukup buat makan” katanya.
Saat keadaan sulit tersebut, Sunardi tidak menyerah dan patah semangat dirinya selalu merasa ingin tahu tentang perkembangan agribisnis. Dirinya memiliki cita cita untuk menjadi penangkar benih. Namun cita citanya tersebut terhambat sebab dirinya tidak memiliki cukup modal.
Untuk dapat mencari bibit buah, dirinya menjadi seorang pemulung yang mengais dan mengorek sampat agar memperoleh bibit buah yang akan disemai. “ saya datang disetiap solat subuh sebelum datang angkut sampah dengan keranjang bambu yang saya gendong,” katanya.
Pria dengan lulusan teknik mesin otomotis ini sangat bertekad untuk memepelajari tentang cara membudidayakan tanaman yang dilakukan dengan cara stek, okulasi dan lainnya.
Awal bertemu dengan jambu madu
Ketika itu jambu yang dulu dinamakan dengan jambu Thailand telah hadir di kota Medan. “saat itu harga jambu tersebut sangat mahal. Jadi jambu madu ini hanya bisa didapatkan oleh para orang-orang yang kaya saja,” kisahnya.
Lalu Sunardi akhirnya merogoh kantongnya kemudian diam diam dirinya mengembangkannya. Sampai jambu tersebt mengahasilkan buah dengan lebat serta rasanya yang manis. Dia kemudian memulia dengan menjual batang jambu hasil dari pembudidayaanya tersebut. Tidak disangka karena hal itu jambu madu sekarang sudah banyak dijumapai di setiap rumah warga.